Naik-turun bak roller coaster mungkin perumpamaan yang paling pas untuk menggambarkan inkosistensi penampilan Liverpool musim ini.
Digadang-gadang sebagai kandidat kuat untuk finis di empat besar dan kembali ke Liga Champions, kampanye The Reds di Premier League justru berujung mengecewakan. Mereka sukses merengkuh trofi Piala Liga, namun tersungkur di final Piala FA.
Salah satu faktor penyebab performa yang tak stabil, khususnya di ajang liga, tak pelak adalah absensi panjang yang menimpa Lucas Leiva, Steven Gerrard, dan Luis Suarez. Ketiadaan nama terakhir, akibat suspensi setelah didakwa mengucapkan hinaan rasial kepada Patrice Evra, paling terasa mengingat statusnya sebagai
goal-getter yang amat diandalkan manajer Kenny Dalglish.
Kegagalan para rekrutan berbanderol mahal menjawab ekspektasi pun memainkan peran tak kalah besar, dengan Andy Carroll serta Stewart Downing belum mampu membuktikan kepantasan harga mereka. Kebijakan “membeli orang Inggris Raya” juga patut dipertanyakan, terutama setelah Charlie Adam dan Jordan Henderson gagal bersinar.
Namun demikian, musim ini dapat dipandang sebagai fase transisi bagi Liverpool. Kesempatan perdana untuk mengenyahkan pengaruh Hicks & Gillett yang cenderung ketat selama berkuasa di klub. Jika kelak menilik kembali ke tahun ini, The Anfield Gang
toh boleh berbangga dengan raihan trofi Piala Liga karena faktanya mereka tak menyelesaikan musim tanpa gelar.
Biar bagaimanapun, penampilan para pemain yang menonjol tentu pantas diapresiasi, dan berikut ini adalah trio nomine pilihan
GOAL.com sebagai personel terbaik Merseyside Merah musim ini, berdasarkan performa di semua ajang.
|
CRAIG BELLAMY | STRIKER
|
|
Kompetisi | Laga | Gol | Assist | Kartu Kuning | Kartu Merah |
Liga | 26 | 6 | 3 | 6 | 0 |
Piala | 10 | 3 | 2 | 0 | 0 |
Eropa | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Lainnya | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Total | 36 | 9 | 3 | 6 | 0 |
|
Sebagai pemain
gratisan, tak diragukan lagi Bellamy adalah salah satu transfer terbaik yang dilakukan klub sejak Kenny Dalglish kembali ke kursi manajer.Kecepatan plus potensi ancaman yang sering dihadirkannya di mulut gawang lawan menjadikannya salah satu amunisi terpaten The Reds, dan kepemimpinannya amat membantu dalam tim yang banyak dihiasi pemain pemuda, yang seringkali kurang kuat dari segi karakter.
Performa kontra Manchester City di semi-final Piala Liga tak pelak merupakan salah satu yang terbaik sepanjang karier striker kelahiran Cardiff, Wales, ini, sekaligus membuktikan kapasitas di hadapan mantan klubnya itu.
Kalaupun ada sisi minus dari perekrutan Bellamy, itu adalah kerentatannya terhadap problem lutut, yang menghambatnya tampil reguler mengisi
starting line-up tim.
|
MARTIN SKRTEL | BEK
|
|
Kompetisi | Laga | Gol | Assist | Kartu Kuning | Kartu Merah |
Liga | 33 | 2 | 1 | 2 | 1 |
Piala | 11 | 2 | 0 | 1 | 0 |
Eropa | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Lainnya | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Total | 44 | 4 | 1 | 3 | 1 |
|
Dalam musim di mana tim beberapa kali diterjang kesulitan, bek Slowakia ini mampu mencuat dan muncul sebagai pemain yang pantas untuk terus memperkuat Liverpool dalam jangka panjang.
Bersama Daniel Agger, Skrtel dengan gemilang mengisi tempat legenda Reds, Jamie Carragher, yang sempat absen cukup lama karena cedera, dan akhirnya mengklaim status sebagai starter serta menjelma menjadi figur yang dominan di jantung pertahanan.
Selain itu, Skrtel pun menyumbangkan satu gol vital penyama kedudukan di waktu normal kontra Cardiff dalam final Piala Liga -- yang akhirnya dimenangi Liverpool melalui adu penalti.
Dengan karakternya yang tanpa kompromi, musim depan pemain belakang berumur 27 tahun ini dipastikan bakal tetap menjadi salah satu punggawa utama klub demi target kembali finis di empat besar.
|
LUIS SUAREZ | STRIKER
|
|
Kompetisi | Laga | Gol | Assist | Kartu Kuning | Kartu Merah |
Liga | 29 | 11 | 3 | 5 | 0 |
Piala | 8 | 6 | 4 | 0 | 0 |
Eropa | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Lainnya | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
Total | 37 | 17 | 7 | 5 | 0 |
|
Tak bisa dimungkiri bahwa Suarez telah membuktikan kualitas kelas dunia yang dimilikinya musim ini, kendati mungkin kebanyakan pengamat tak akan memandang perjalanannya pada kampanye 2011/12 dengan cara seperti itu.Kontroversi rasisme yang melingkupi sang striker pada Oktober, di mana ia dituding melecehkan Patrice Evra, barangkali akan selalu melekat pada diri Suarez selama ia masih merumput di Inggris. Ejekan dari fans lawan di setiap pertandingan setelah insiden itu menjadi bukti nyata.
Meski begitu, penyerang Uruguay ini memiliki cara sendiri untuk membungkam kritik: dengan tampil ciamik sebagai pesepakbola.
Terdapat serangkaian momen yang menunjukkan kehebatan seorang Suarez. Sepakan melengkungnya membobol gawang Stoke, dua gol versus Everton, dan salah satu
hat-trickterhebat di EPL saat menghadapi Norwich City, termasuk satu gol yang terlahir melalui tendangan lob mengagumkan dari dekat garis tengah lapangan.
Untuk striker dengan kualitas seperti dirinya, koleksi gol total pada musim ini memang tak terlalu impresif, namun Suarez
toh tetap mampu bersinar terang di beberapa kesempatan.
Meski mungkin sulit menganugerahkan status terbaik pada anggota lini depan Liverpool, yang musim ini kerap boros dalam pemanfaatan peluang di depan gawang, kebrilianan seorang Suarez tak terbantahkan.
Ia menyuguhkan deretan performa yang layak menjadi
highlight dari sebuah musim aneh bagi The Reds, di mana mereka terkadang kerepotan, dan tak jarang pula tampil istimewa di tiga kompetisi yang diikuti.
Gol jarak jauhnya ke gawang Norwich akan terpatri dalam waktu lama di benak fans, dan jika mendapatkan tandem yang tepat musim depan, rasanya eks punggawa Ajax ini akan bisa jauh lebih baik lagi.
(goal.com)